ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Nama : Bella Sintiya
Nim : 15150010
Kelas : A.12.1
ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN
Dalam masyarakat pada umumnaya
pentingnya akan kesehatan masih banyak yang belum sepenuhnya memahami,terutama
pada orang awam yang masih menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya daerah mereka dan kepercayaan pada nenek
moyang atau orang terdahulu sebelum mereka,meraka masih mempercayai mitos-mitos
tentang cara-cara mengobati masalah kesehatan,padahal pada faktanya kegiatan
mereka tersebut malah menjadi penghambat dalam peningkatan kesehatan masyarakat
terutama masalah kesehatan ibu dan anak.apa lagi di era sekarang ini kondisi
kesehatan ibu dan anak sangat-sangat memprihatinkan.masih banyak anak-anak yag
nutrisi dan gizinya belum tercukupi,karena sebagian masyarakat masih menganggap
bahwa apa yang telah di berikan orang terdahulu mereka harus di berikan kepada
anak mereka sekarang.
Pada ibu hamil juga masih banyak
mitos-mitos yang di percaya untuk tidak di lakukan,padahal itu harus di lakukan
untuk kesehatan ibu dan janin yang di kandungnya,misalnya seperti di larang
makan ikan laut,padahal ikan laut itu bergizi tinngi dan banyak mengandung
protein yang bagus untuk kesehatan ibu dan janin,tapi mitos dalam budaya mereka
melarang larang untuk memakannya.pada budaya di daerah mereka ada juga ritual
untuk wanita yang sedang hamil,seperti upacara mengandung empat bulan,tujuh
bulan,dan lebih dari sembilang bulan.
Menjadi seorang bidan desa dan di
tempatkan pada desa yang plosok dan masih tinggi menjunjung adat istiadat
budayan dan mempercayai mitos sangatlah susah dan penuh perjuangan mental dan
raga,karena masyarakatnya lebih mempercayai mitos dari pada tenaga kesehatan
seperti bidan,mereka masih mempercayai dukun untuk menolong persalinan atau pun
menyembuhkan penyakit yang di derita
masyarakat dan anak.padahal persalinan dengan bantuan dukun akan menakutkan
sekali,karena takut terjadinya infeksi paska persalian,misalnya penularan
penyakit selama persalinan,seperti pemotongan tali pusar dengan menggunakan
gunting biasa atau belatih dari bambu,padahal seharus naya semua alat yang di
gunakan dan gunting tersebut harus di sterilkan terlebih dahulu,tapi kalau
dukun tidak melakukan hal itu.
Jadi
tugas kita sebagai tenaga kesehatan bidan dalam upaya untuk menanggulangi maslah-masalah
tersebut dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak kita harus merubah paradigma
masyarakat awam tentang ke jelekan tenaga kesehatan bidan di mata orang
awam,karena bidan lebih berkompeten dalam melkukan tindakan karena sudah
mendapatkan ilmu yang banyak dan mengetahui tentang maslah dan penanggulanganya
secara baik dan benar sesuai prosedur kesehatan yang ada.dan pemerintah juga
harus berperan dalam pengadaan penunjang untuk mencapai mengurangi kematian ibu
dan bayi yang dalam program pemerintah di beri nama sasaran milineum
development goals (MDGs).sehingga menciptakan sebuah masyarakat yang tanggap
dan berperan aktif dengan maslah kesehata,terutama untuk diri mera sendri,dan
menjadikan suami siaga pada saat akan persalinan,dan tercapai lah tujuan
pemerintah tecapai tindakan untuk membuwat “ibu selamat,bayi sehat,dan suami
siaga”.
Contoh –Contoh Aspek Sosial Budaya Dalam Pelayanan Kesehatan
Pada
masyarakat di daerah tempat tinggal saya,masih banyak mitos-mitos yang di
percayai ketika hamil dan pada saat anak sakit misalnya:
·
Minum
air kelapa muda dan minyak kelapa saat hamil,karena akan memperlancar
persalinan
·
Pada
saat hamil ketika keluar malam harus membawa
gunting atau pisau kecil,agar tidak di ganggu oleh mahluk halus
·
Ada
kepercayaan kalau pada saat hamil perutnya bulat,berati bayi perempuan
·
Minum
jamu pada saat hamil,akan membuwat ibu dan bayinya sehat\
·
Pada
saat hamil tidak boleh menyakui telor,di percaya pada saat persalinan akan
sulit atu di kenal istilah “bebelen”
·
Wanita
hamil tidak boleh makan buah nanas dan duren,karen bisa menyebabkan keguguran\
·
Saat
hamil tidak boleh membicarakan orang lain tentang kejelekannya karna dapat
berbalik pada anak yang di kandungnya
·
Saat
hamil juga di larang untuk membangun rumah,karena bisa membuat janin yang di
kandung keguguran
·
Ketika
hamil tidak boleh menyakui sesuatu yang kemudian di diamkan di kantong secara
lama dan tidak di ambil dan mengusap minyak sembarangan d bagian tubuh ,karena
menyebabkan adanya toh (tanda lahir) yang banyak di seluruh tubuh
·
Pada
saat hamil tidak boleh mengkonsumsi santan,karena manyebabkan bayinya kotor
·
Ketika
anak demam di kompres menggunakan parutan ketimun
·
Jika
masuk angin di kerokin menggunakan bawang merah
·
Pada
saat anak mengalami gangguan nafas seperti nafasnya susah atau mengalami
gangguan seprti ada suara wheezing dan ronkhi di obati menggunakan darah haid
ibunya dengan cara dalam istilahnya “di cekokin”
·
Jika
anak terkena flu,kepalanya di beri bawang merah yang di haluskan
·
Kalau
anak terkena step (kejang) di beri setetes kopi
Ada juga sebuah budaya yang di lakukan pada saat
hamil,anak,dan masyarakat,seperti
·
Pada
saat upacara jutuh bulan seorang ibu membuwat rujak buah,kata kalau rasa
rujaknya itu enak anaknya cewek,kalau tidak enak cowok.
·
Kemudian
ada ritual suami pecah kelapa,jika pecahanya lurus dan pas anaknya cowok,tapi
kalau melenceng anaknya cewek.
·
Pada
saat pitonan di adakan pengajian yang di beri nama ” berjanjen” Sejenis
pembacaan solawat-solawat,dan membaca ayat-ayat suci
·
Pada
saat kakinya sakit atau pegal-pegal di suruh memberi air ludah pertama setrlah
banguntidur,sebelum turun dari tempat tidur
·
Jika
anak demam,pasti di bawa ke dukun untuk dalam istilahnya “ di suwok”
Contoh
yang harus di lakukan pemerintah sebagai penunjang keberhasilan rencana
tersebut seperti :
·
Membangun
sarana kesehatan di setiap desa,seperti puskesma,polindes,atau poliklinik
·
Menyedikaan
tenga kesehatan yang berkompeten dan memadaiFasilitas yang ada dalam sarana
kesehatan harus memadai dan lengkap
·
Lebih
sering di adakan penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat
·
Menyediakan
pelayanan kesehatan untuk orang yang tidak mampu seperti jamkes
mas,jampersal,dll.
ASPEK SOISAL BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN PRAPERKAWINAN. PERKAWINAN,
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR (BBL)
Pada
masyarakat indonesia banyak sekali budaya yang ada,dan masih bnayak sekali para
masyarakat masih meninggikan budaya mereka dan percya dengan mitos.pada
perkawinan terjadi beberapa tahap terlebih dahulu sebelum menginjak ke jenjang
pernikaha,di sini tahap-tahapnya adalah perkenalan satu sama lain dan keluarga
masing-masing atau tahap pacaran ,kemudian terjadi pinangan atau lamaran,bila
sudah terlaksana itu pasti akan meningkat kejenjang pernikah,setelah itu masih
banyak tahap yang perlu di lalui,lebih mengarah ke perkenalan lebih
lanjut,saling menerima dan mengti atas kekurangan masing-masing,saling
melengkapi kenyatan kekurangan dan peredaan yang nyata terlihat setelah
memasuki jenjang pernikahan,bila mereka dapat melalu semua kenyatan tersebut
maka mereka akan menjadi keluarga yang
sakinah,mawadah,warohmah.
Pada
saat kehamilan banyak masyarakat masih mempercayaan mitos yang ada,sehingga
menyebabkan masalah untuk mereka sendiri,seperti kematian atau kesakitan yang
hebat pada ibu dan anak yang di sebaban dari faktor soaial budaya di lingkungan
mereka sendiri.dan masih banyak para ibu menggap bahwa hamil itu adalah hal
yang biasa dan kodrati serta alamiah,sehingga meraka tidak memikirkan untuk
memeriksakan dan memperhatikan gizi untuk ibu dan bayinya,hal ini terjadi
karena rendahnya tinggkat pendidikan dan pengetahuan terhadap masalah
kesehatan,kehamilan,persalinan,dll.kuranganya pengetahuan dan ilmu menyebabkan
salah kaprah dalam menyikapi kesehatan ibu dan bayi,meraka tidak mementingkan
kebutuhan nutrisi dan vitamin serta gizi meraka bahkan tidak tahu tentang suatu ancama bahaya yang mengintai
mereka sehingga menyebabkan kematian pada ibu dan bayi,kasus lain sering di
temukan pada bayu baru lahir.mereka memperlakuan bayi baru lahir dengan setidak
mana mestinya,karena mereka masih berpegang teguh dengan mitos dan kurangannya
pengetahuan.
Contoh
–Contoh Aspek Soisal Budaya Yang Berkaitan Dengan Bayi Praperkawinan. Perkawinan,
Kehamilan, Persalinan, Nifas Dan Baru Lahir (Bbl)
Contohnya di daerah tempat tinggal
saya dalam praperkawinan, perkawinan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir
seperti :
·
Adanya
tahap ta’aruf sebelum menikah,
·
Melakukan
pacaran setelah pernikah
·
Sebelum
hari pernikahan mempelai wanita di culik terlebih dahulu oleh calon prianya
·
Sebelum
pernikahan para calon pengantin tidak boleh pergi kemana-mana
·
Mas
kawin atau srah-srahan dalam pernikahan seorang laki-laki harus banyak,karna
untuk menunjukan bahwa dia mampu menhidupi sang istri setelah menikah nanti\
·
Saat
sebelum persalian ibunya tidak oleh tidur dan hrus berjalan-jalan sampai
pembukaan lengkap
·
Setelah
persalinan ibu di larang tidur
·
Ketika
masa nifas harus minum ramuan-ramuan agar darahnya tidak bau amis
·
Sebelum
persalinan meminum minyak kelapa agar mudah untuk persalinan
·
Pada
masa nifas ibu pantangan memakan makanan yang pedas,karena menyebabkan ASI nya
juga pedas
·
Bayi
baru lahir di bedakin tepung kanji agar rambut kecil di tubuh atau lanugo hilang
·
Bayi
baru lahir tidak boleh di bawa jauh keluar rumah sebelum 40 hari,karan di
takutkan terkena penyakit orang lain dan di ganggu mahluk halus
·
Menggunting
bulu mata bayi agar bisa lentik
·
Bayi di pakaikan
gurita agar perutnya kecil dan
tidak kembung
·
Ketika
memasuki azan magrib,bayi harus di gendong atau di panggku,agar bayi tidak
nangis di ganggu roh jahat
CARA-CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN
Dalam
sebuah praktek kebidanan tidak sedikit hambatan dalam melaksanakanya terutama
pada masyarakat plosok desa dan yang masih mebjunjung tinggi budaya dan mitos
mereka.kita sebagai tenga kesehatan bidan,harus bisa melakukan pendekatan
kepada masyaratnya agar tidak slah kaprah tentang mitos-mitos yang di percayai
oleh mereka.banyak akses untuk melakukan pendekatan sosial budaya dalam praktek kebidanan terhadap orang
awam,sehingga yang di inginkan orang-orang awam lebih tahu tentang masalah
lingkup kehatan,terutama keshatan untuk dirinya sendri,yang di harapkan bisa
mencegah atau mengobati penyakit pada dirinya sendri untuk penyakit tipe
ringan,seperti demam.
Dalam
pendekatan ini di harapkan bisa menunjang tujuan banggsa indonesia,salah
satunya “mensejah terakan kehidupan bangsa” dalam bidang kesehata,karena “jika
bangsanya sehat,maka negara kuat,dan sebaliknya jika bangsa sakit,maka negara
lemah”.jadi kita sebagai tenga kesehatan bidan harus bisa dan wajib
melaksanakan pendekatan sosial budaya dalam masyarakat.dan di harapkan bisa
meningkatkan kondisi atau derajat kesehtan
dan gizi dalam masyarakat sehngga tercapainya kesejahteraan sosial.
Contoh-Contoh
Pendekatan Sosial Budaya Dalam Praktek Kebidanan
Dalam kehidupan nyata di daerah saya,pendekatan-pendekatan
seperti itu,misalnya:
·
Paendekatan
melalui masing-masing keluraga,jadi setiap kelurga di lakukan pendekatan
·
Pendekatan
melalui langsung pada setiap individunya sendri,mungkin cara ini lebih efektif
·
Sering
melakukan penyuluhan di setiap PKK atu RT tentang maslah dan penangulangi
kesehata
·
Mengikuti
arus sosial budaya yang ada dalam masyarakat tersebut,kemudian klau ssudah
memahami,kita mulai melakukan pendekatan secar perlahan-lahan
·
Melawan
arus dalam kehidupan sosial budaya mereka,sehinnga kita menciptaakan asumsi
yang baru kepada mereka,tapi cara ini banyak tidak mendapatkan respon posive
Tidak ada komentar:
Posting Komentar